Kamis, 12 Agustus 2010

Terlalu Banyak Menanggapi Kritik Dan Ingin Menyenangkan Semua Orang Ternyata Menyulitkan Juga

Alkisah, di sebuah Negeri Antah Berantah, tersebutlah  seorang bocah, seorang kakek, dan seekor keledai tengah mengadakan perjalan panjang menuju kampung halaman. Mudik? Mungkin. Kok cuma satu keledai? Yah, soalnya kondisinya hanya bisa segitu. Sudah disepakati sejak awal perjalanan, si bocah yang naik di atas punggung keledai, sedangkan si kakek berjalan beriringan.

Sesampainya di suatu kota, penduduk kota tersebut berbisik-bisik dan mengkomentari mereka. Menurut mereka alangkah tak eloknya si bocah yang enak-enakan naik punggung keledai, sedangkan si kakek yang sudah tua malah jalan kaki. Si bocah dan si kakek kemudian berpikir, kritikan penduduk kota itu ada benarnya. Lalu mereka berganti posisi, si kakek yang menunggang keledai, sementara si bocah jalan di sisinya.

Di tengah perjalanan, mereka bertemu serombongan peziarah yang berlalu berlawanan arah. Para peziarah itu mengkritik, betapa si kakek tega menunggang keledai, sedangkan si bocah yang masih kecil itu harus berjalan kaki jauh. Kembali lagi, si bocah dan si kakek berpikir bahwa kritikan mereka itu ada benarnya, jadilah si kakek dan si bocah jalan kaki, dan keledai tidak ada yang menunggangi.

Ketika sampai di suatu desa, si kakek dan si bocah malah dibilang bodoh, punya keledai kok tidak ditunggangi? Si bocah dan si kakek lagi-lagi berpikir, kalau kritikan itu benar, lalu mereka berdua memutuskan untuk menunggangi keledai itu.

Sewaktu hampir sampai di kampung halaman, si kakek dan si bocah dinilai sebagai orang-orang yang tega menunggangi si keledai kecil. Malangnya binatang kecil itu. Si kakek dan si bocah pun tambah gila, mereka berdua memutuskan untuk menggendong si keledai.

Tak jauh dari kampung halamannya, mereka melintasi jembatan yang di bawahnya terdapat sungai yang berarus deras. Karena kelelahan, gendongan si bocah pun terlepas, dan si keledai malah terjungkal ke sungai.

Ini cerita kok nggak ada lucu-lucunya ya? Yah, biarlah, daripada saya dibilang nyampah melulu, sekali-kali serius mode on.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar