Kamis, 26 Agustus 2010

Penyeludup Senjata Bukan Sih?

Penyelundup Sepeda Atau Senjata?
Ceritanya di suatu negeri nun jauh di sana sedang dilanda perang. Dan namanya perang, amunisi dan senjata adalah komiditi yang sering ditransaksikan. Perbatasan negara yang sedang berperang pun diperketat, setiap pelintas batas diperiksa supaya tidak ada penyelundupan senjata. Kebetulan Bejo adalah seorang penyelundup. Dia terbilang penyelundup yang low profile, karena berpenampilan sederhana. Padahal sih, itu hanya kamuflase saja.

Suatu hari, Bejo sedang dalam misi penyelundupan, sebagai kamuflase dia membawa anak lelakinya, bersepeda melintasi perbatasan. Penjaga perbatasan pun mencegatnya.
"Itu apa di tas kamu? Senjata ya?" Kata penjaga perbatasan dengan galak.
"Bukan, Pak! Periksa aja deh nih tas," kata Bejo sambil menyerahkan tasnya. Penjaga menggeledah tasnya. Tidak ditemukan senjata, peluru, granat atau apa pun di dalamnya, hanya air minum, perlengkapan mandi, dan baju saja.

"Kamu sembunyikan di mana senjata dan amunisi yang mau kau selundupkan?!" Tanya si penjaga sambil meraba tubuh Bejo. Bukan diraba dalam pengertian untuk dinikmati, tetapi untuk diperiksa apakah ada benda berbahaya yang disembunyikan di tubuhnya.
"Bukan, Pak, saya ini bukan penyelundup senjata. Sumpah, deh!" Kata Bejo kesal badannya diraba-raba sesama jenis.

Bejo pun dinyatakan bersih. Ia dan anaknya dipersilahkan melintas perbatasan, mereka pun kembali bersepeda dengan tenang. Setelah agak jauh dari perbatasan, si anak nanya ke bapaknya. "Pak, sebetulnya Bapak ini penyelundup apa sih?"
Bejo menjawab kalem, "Bapak ini penyelundup sepeda, Nak."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar