Ini bukan kisah
sepiring berdua, tetapi nasi sebungkus dimakan berdua. Beginilah ceritanya, ada anak muda yang sedang memperhatikan pasangan manula duduk berdua di bawah pohon, seorang nenek dan seorang kakek. Si kakek
sedang membuka sebungkus nasi yang lengkap dengan lauk ayam dan tahu goreng. Tahunya satu, ayamnya satu. Si kakek membagi dua nasi itu, sama rata. Lalu memotong ayam itu sama besarnya, dibagi dua. Sepotong tahu goreng itu pun dibagi dua. Bahkan sambalnya pun dibagi dua. Lalu si kakek mulai makan yang separuh, sedangkan si nenek hanya diam mengamati si kakek yang sedang makan nasi berbungkus daun pisang itu.
Anak
muda yang baik ini terenyuh, miris. Ia pun menawari pasangan manula ini sebungkus nasi lagi, agar mereka tidak makan nasi sebungkus berdua. Tapi si kakek menolak.
"Maaf, anak muda. Bukannya kami menolak rejeki,
tapi kami ini sudah begini sejak 50 tahun kami menikah. Semuanya kami bagi dua, supaya ada kebersamaan." Kata si kakek.
Lalu, si anak muda yang baik ini bertanya, kenapa nenek diam saja ketika
si kakek makan. Si nenek pun menjawab, "kalau kakek lagi makan, gigi palsunya dipakai si kakek. Nanti giliran nenek makan, gigi palsunya nenek yang pakai."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar